Friday, July 24, 2009

Ruangan dengan Satu Jendela

Di sebuah rumah sakit, dua pria yang sedang sakit parah di tempatkan bersama dalam satu ruangan. Salah satu dari mereka diperbolehkan duduk satu jam setiap harinya untuk membantu mengeringkan cairan dari paru-parunya. Tempat tidurnya berada tepat di sebelahjendela yang ada di ruangan itu.

Pria yang lain hanya bisa berbaring sepanjang hari di sisi lain ruangan. Mereka bercerita berjam-jam tanpa henti. Tentang istri dan keluarga, rumah, pekerjaan, dan keterkaitan mereka dalam pelayanan militer, termasuk tempat-tempat mereka pergi berlibur. Dan setiap sore ketika pria yg tempat tidurnya berada di samping jendela diperbolehkan duduk, dia akan menghabiskan waktu dengan menceritakan kepada rekan sekamarnya semua hal yang dapat dia lihat diluar jendela. Pria yang berada disisi lain ruangan merasa hidup selama periode satu jam itu. Pada saat itu dunianya akan terasa luas dan dimeriahkan oleh berbagai aktivitas dan warna-warni dunia diluar.

Dari jendela itu dapat terlihat sebuah taman dengan danau yang indah. Bebek dan angsa berenangsementara anak-anak bermain dengan perahu mainan mereka. Sepasang kekasih berjalan bergandengan tangan bunga-bunga yg berwarna-warni serupa pelangi. Pohon tua tumbuh anggun di halaman, dan di kejauhan terlihat pemandangan indah dari gedung-gedung perkotaan. Pria di sebelah jendela menjelaskannya dengan sangat detil, dan pria di sisi lain ruangan akan menutup mata dan membayangkan pemandangan indah tersebut.

Pada sebuah sore yang indah, Pria di sebelah jendela menceritakan sebuah parade yang sedang melintas. Walaupun pria di sisi lain ruangan tidak dapat mendengar suaranya - dia dapat melihat dalam bayangan apa yang di ceritakan oleh pria di sisi jendela. Hari-hari berganti dan minggu-minggu berlalu.

Pada suatu pagi, suster datang membawakan air untuk mandi. Dan dia menemukan pria di sisi jendela meninggal dengan tenang dalam tidurnya. Suster itu sangat sedih dan memanggil pegawai rumah sakit untuk membawa jenazahnya.

Setelah beberapa saat, pria di sisi lain ruangan meminta apakah dia bisa pindah ke samping jendela. Suster menyetujui permintaan pria itu. Akhirnya dia akan bisa menikmati pemandangan indah dengan mata kepalanya sendiri. Dia mencoba melongok dengan hati-hati keluar jendela itu.
Jendela itu ternyata menghadap ke sebuah tembok kosong

Pria itu bertanya kira-kira apa yang membuat almarhum teman sekamarnya menceritakan semua hal indah diluar jendela itu. Suster menjawab, bekas teman sekamarnya buta, dan dia bahkan tidak bisa melihat tembok diluar. "Mungkin dia hanya ingin menyemangatimu"-kata suster.

Kesimpulan apa yang bisa kita ambil dari cerita diatas ? Yah.... sebuah kesimpulan tentang berbagi kegembiraan.....

Terdapat kegembiraan yang besar ketika membuat orang lain bahagia, terlepas dari apapun situasi kita. Berbagi kesedihan adalah setengah dari duka, tapi berbagi kebahagiaan berarti melipatgandakannya. Jika anda ingin merasa kaya, hitunglah semua hal-hal milik anda yang tidak bisa dibeli dengan uang.